Banjir Bandang Terjang Bolsel: Puluhan Rumah Hanyut, Akses Transportasi Lumpuh

News Bolaang Uki – Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara, kembali diterpa bencana alam setelah banjir bandang melanda beberapa kecamatan pada akhir pekan lalu. Hujan deras yang turun selama berjam-jam menyebabkan aliran sungai meluap secara tiba-tiba dan menyeret puluhan rumah warga yang berada di bantaran sungai. Pemerintah daerah menyatakan sedikitnya 29 rumah hanyut terseret arus, sementara sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan berat akibat derasnya arus banjir yang tidak dapat dibendung.
Peristiwa tersebut terjadi ketika sebagian besar warga masih beraktivitas seperti biasa, sehingga luapan air yang datang secara mendadak membuat beberapa keluarga tidak sempat menyelamatkan harta benda mereka. Banyak warga hanya mampu keluar dari rumah dengan pakaian yang melekat di tubuh, sebelum rumah mereka hilang tersapu material air bercampur lumpur, kayu, dan bebatuan. Di beberapa lokasi, permukiman tampak luluh lantak dan menyisakan puing-puing yang berserakan.
Salah satu dampak paling serius dari bencana ini adalah rusaknya satu jembatan penghubung utama, yang selama ini menjadi akses vital masyarakat untuk menuju pusat kecamatan dan fasilitas layanan publik. Putusnya jembatan membuat sejumlah desa terisolasi sementara waktu, mempersulit distribusi bantuan serta menunda aktivitas ekonomi masyarakat yang bergantung pada mobilitas harian. Pemerintah daerah harus mengerahkan alat berat dan membangun jembatan darurat agar suplai logistik dan evakuasi dapat berjalan lancar.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolsel bersama aparat kepolisian, TNI, dan relawan dikerahkan sejak pagi hari untuk mengevakuasi warga ke tempat aman. Pemerintah setempat juga mendirikan posko tanggap darurat dan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pengungsi, termasuk makanan siap saji, selimut, air bersih, serta layanan kesehatan darurat. Jumlah warga yang mengungsi terus bertambah seiring dengan meluasnya area terdampak banjir.
Dalam keterangannya, pemerintah daerah menegaskan bahwa curah hujan ekstrem menjadi pemicu utama banjir bandang kali ini. Kondisi geografis Bolsel yang dikelilingi perbukitan membuat kawasan tersebut rawan terjadi luapan air sungai ketika hujan turun tanpa henti. Selain itu, sedimentasi sungai dan pemukiman yang berada dekat aliran air turut memperparah dampak banjir. Pemerintah berencana melakukan kajian ulang tata ruang serta normalisasi sungai untuk mengurangi risiko bencana di masa mendatang.
Di sisi lain, masyarakat terdampak berharap pemerintah dapat segera mempercepat penanganan pascabencana, terutama menyangkut pembangunan kembali rumah warga dan pemulihan fasilitas umum. Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal dan harus bertahan di pengungsian dengan kondisi serba terbatas. Para korban berharap adanya bantuan hunian sementara serta pendampingan agar mereka dapat bangkit setelah mengalami kerugian yang tidak sedikit.
Bencana kali ini menjadi pengingat bahwa kawasan Bolsel berada pada zona rawan banjir dan longsor. Penguatan sistem peringatan dini, edukasi kebencanaan, serta pengelolaan lingkungan dinilai penting untuk mengurangi risiko jatuhnya korban pada bencana serupa di masa depan. Pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Dengan situasi yang masih dinamis, upaya penanganan terus dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak lainnya. Kerja sama semua elemen masyarakat diharapkan mampu mempercepat proses pemulihan dan membantu warga kembali menjalani kehidupan dengan normal setelah dilanda bencana alam yang cukup besar ini.




