News Bolaang Uki — Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) dalam beberapa pekan terakhir membuat warga di sejumlah kecamatan, termasuk Bolaang Uki, Pinolosian, dan Tomini, merasa waswas. Hujan deras yang turun hampir setiap hari disertai angin kencang memicu kekhawatiran akan terjadinya banjir bandang dan tanah longsor, terutama di daerah rawan bencana seperti bantaran sungai dan perbukitan.
“Kalau hujan deras terus-menerus, kami waspada, apalagi saat malam hari. Takut tiba-tiba air naik atau tanah longsor,” ujar Arifin, warga Desa Tolondadu, Kamis (11/6/2025). Pernyataan itu menggambarkan kecemasan warga yang sudah berkali-kali mengalami dampak bencana akibat kondisi cuaca ekstrem.
Dalam dua minggu terakhir, intensitas hujan di wilayah Bolsel meningkat tajam, menyebabkan beberapa ruas jalan tergenang dan sejumlah lahan pertanian terendam air. Kondisi ini tidak hanya menghambat aktivitas warga, tetapi juga mengancam hasil panen petani di daerah pesisir dan dataran rendah.
Menanggapi meningkatnya risiko bencana tersebut, Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan bersama Polres Bolsel, BPBD, dan sejumlah instansi terkait menggelar Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana di halaman Mapolres Bolsel, Rabu (5/11/2025). Kegiatan ini diikuti puluhan personel dari berbagai unsur seperti BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Damkar, Satpol PP, serta perwakilan TNI dan relawan masyarakat.
Apel dipimpin langsung oleh Kapolres Bolsel, AKBP Kuntadi Budi Pranoto, yang dalam amanatnya menegaskan pentingnya koordinasi lintas sektor dalam menghadapi potensi bencana di musim penghujan. Ia menekankan bahwa setiap personel harus siap siaga 24 jam dan mampu bergerak cepat ketika terjadi situasi darurat di lapangan.
“Kita tidak bisa menunggu bencana datang baru bertindak. Kesiapan personel, logistik, dan sistem informasi harus berjalan simultan agar penanganan bisa efektif dan tidak menimbulkan korban jiwa,” ujar Kapolres Kuntadi.
Apel tersebut turut dihadiri oleh Bupati Bolaang Mongondow Selatan, H. Iskandar Kamaru, S.Pt., M.Si., yang memberikan arahan kepada seluruh peserta untuk memandang kegiatan itu bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk komitmen nyata pemerintah dan aparat dalam melindungi keselamatan masyarakat.
“Ini bukan kegiatan formalitas. Kita harus betul-betul siap menghadapi kondisi cuaca ekstrem yang dapat mengancam keselamatan warga. Pemerintah daerah telah menyiapkan langkah-langkah antisipatif, termasuk pemetaan titik rawan dan penyiagaan alat berat di lokasi strategis,” tegas Bupati Iskandar.
Selain itu, Pemkab Bolsel juga tengah melakukan pembersihan saluran air, normalisasi sungai kecil, serta sosialisasi mitigasi bencana ke desa-desa rawan longsor. Warga diminta untuk segera melapor jika terjadi tanda-tanda pergerakan tanah, genangan air yang cepat naik, atau kerusakan infrastruktur akibat hujan deras.
Di sela kegiatan, sejumlah relawan dari Tagana dan BPBD memperlihatkan simulasi evakuasi korban banjir serta pemasangan tenda darurat. Pemerintah berharap latihan ini mampu meningkatkan keterampilan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat secara mandiri.
Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi ekstrem hingga akhir November, Bupati Iskandar Kamaru mengimbau seluruh warga Bolsel, khususnya di wilayah Bolaang Uki dan sekitarnya, untuk tetap waspada, menjaga keselamatan diri, serta aktif berkoordinasi dengan aparat desa dan tim tanggap bencana setempat.
“Kewaspadaan dan gotong royong adalah kunci. Pemerintah akan selalu hadir, tapi kesiapsiagaan masyarakat tetap menjadi garda terdepan dalam menghadapi bencana,” pungkasnya.




